Monday, February 4, 2008

"BAKAR JEMBATAN"

Kita tau bahwa perjalanan hidup itu amat panjang dan mungkin kita nggak tahu dimana dan sampai kapan perjalanan hidup itu akan berakhir.

Jika kita ibaratkan dengan perjalanan kita saat ini, tentulah banyak perencanaan dan target-target yang sudah dan yang akan kita kerjakan kedepan sesuai dengan konsep dan kesepakatan kerja yang telah kita susun dengan rapi dan matang.

Namun sangatlah disayangkan, apabila perencanaan yang telah disusun dengan rapi dan matang itu " terpaksa" harus ditinggalkan olek siempunya disebabkan ada kekhawatiran yang berlebihan, sehingga terkadang membuat kita cenderung untuk kembali, bahkan mundur dari perlombaan hidup yang sedang kita lalui. Sebenarnya hal inilah yang membuat banyak orang mengalami stagnasi pertumbuhan dalam meraih heberhasilan hanya karena takut tidak berhasil atau takut ditolak orang lain.

Sebenarnya kekhawatiran akan menghambat tindakan, tiadanya tindakan menuntun pada tidak adanya pengalaman, tiadanya pengalaman menuntun kita pada ketidaktahuan dan ketidaktahuan akan melahirkan kekhawatiran. Jadi, ketakutan kalau tidak disikapi dengan baik, maka akan melahirkan sejumlah kekhawatiran baru.

Hikmah yang dapat diambil dari cerita diatas adalah, jika kita sudah memulai sesuatu maka padamkanlah semua kemungkinan untuk kembali.

Bahkan ketika perjalanan kita mengalami perubahan rute pun, maka kembali kejalan awal merupakan pantangan,kecuali mengalami hal yang memang diluar perencanaan dan kekuasaan.
Seorang filosofi barat yaitu isabel moore menyatakan "kehidupan ini ibarat jalan satu arah, seberapa banyak perubahan rute yang ditempuh, tidak satupun akan membawa kita kembali. Begitu kita mengetahui dan menerima hal itu, kehidupan akan menjadi lebih sederhana".

Dalam skala organisasi, hasil rapat kerja yang telah menghasilkan keputusan strategi, tentu sudah saatnyalah dieksekusi (dijabarkan, disosialisasikan dan diimplementasikan) dengan bijak.

Walau kita mempunyai prinsip "terus maju", namun tidaklah terlepas dari berbagai resiko. Perencanaan yang matang merupakan bagian yang proporsional untuk mengantisipasi resiko yang ada.

Jika kita ilustrasikan motivasi diatas, maka kita akan teringat dengan sebuah cerita yang mengisahkan tentang seseorang yang menyeberang jembatan gantung, begitu ia sampai diseberang, ia lalu mengambil api dan langsung membakar jembatan tersebut, sehingga sekalipun ia dihadapkan dengan binatang buas atau apapun yang membahayakan, ia tidak akan kembali tetapi harus menghadapinya. Kalaupun terlalu berat, paling mengubah rute perjalanan.

Mari kita bakar jembatan kita, yaitu segala sesuatu yang membuat kita kembali dan surut untuk maju. Yang penting BUKAN DARIMANA KITA MEMULAI (START), MELAINKAN DIMANA KITA AKAN BERAKHIR (FINISH). Inilah yang menggambarkan diri kita sebenarnya !!!!!!!!!!!!


Untuk : Para pejuang Allah yang terus dan ingin mengubah "dunia mimpi " nya menjadi kenyataan !!!!!!!!!

" Sesungguhnya apa yang ada di belakang kita dan apa yang ada didepan kita sangat kecil dibandingkan dengan apa yang ada dalam diri kita "


Oleh "NQ"




















No comments: